Teknologi kedokteran terus berkembang dewasa ini supaya kehamilan pada usia lanjut tetap aman dan melahirkan bayi yang sehat. Prenatal diagnosis perlu dilakukan untuk menghindari cacat bawaan pada kehamilan yang berisiko tinggi.
Prenatal diagnosis merupakan segala aktivitas prenatal untuk mendiagnosis adanya kelainan pada janin, baik cacat pembentukan (malformasi), kelainan genetik, kromosom maupun kelainan metabolisme. Pemeriksaan yang dilakukan ada berbagai cara, contohnya, USG di perut atau Ultrasound abdominal, USG transvaginal, pengambilan cairan ketuban, dan biopsi plasenta.
USG merupakan mata bagi dokter supaya tercapai kesejahteraan untuk ibu dan bayinya. Janin sudah dianggap sebagai pasien sehingga sudah dapat diterapi. Embrio juga sudah dapat dilakukan penanganan pada bayi tabung.
Ada tiga periode penting pemeriksaan USG, yaitu usia kehamilan 10 - 12 minggu (trimester I), 18 - 20 minggu (trimester II), dan 32 - 34 minggu (trimester III). Yang ideal adalah setiap pemeriksaan ke dokter dilakukan pemeriksaan USG supaya bila ada kelainan dapat langsung ditangani oleh dokter.
Haid yang terlambat dua minggu sudah diperiksa USG untuk mengetahui posisi kehamilan di dalam atau di luar rahim. Satu bulan kemudian dapat di-USG lagi untuk mengetahui apakah sudah ada bakal janin atau belum. Satu bulan kemudian sudah dapat kelihatan adakah penebalan kulit tengkuk. Jika ada penebalan kulit tengkuk dapat terdeteksi bahwa janin tersebut down syndrome.
Pemriksaan trimester pertama juga dilakukan dengan pengambilan darah. Pemeriksaan ini untuk mengetahui bila terjadi infeksi atau kelainan lain. Bila ada kelainan sedikit untuk memastikannya, dokter akan mengambil air ketuban ibu hamil. Bila ditemukan diagnosis kelainan kromosom, dokter akan melakukan biopsi plasenta.
Pada usia kehamilan 32 - 34 minggu, kelainan bawaan sudah tidak ada berarti bayi tersebut sehat. Tinggal menunggu minggu-minggu berikutnya bayi lahir ke dunia. tetapi, semua pemeriksaan tersebut belum 100% kebenarannya. Ada beberapa cacat bawaan yang tidak terlihat meskipun dengan USG teknologi tertinggi sekalipun.
Pemeriksaan USG juga dipengaruhi oleh tenaga medis, baik dokter maupun bidan. Bisa jadi sebenarnya ada kelainan, tetapi tidak terlihat karena keterbatasan pengetahuan tenaga medis.
Contohnya adalah kecacatan otak (cerebral palsy) yang menyebabkan anak menderita kelumpuhan total. Pada pemeriksaan janin minggu 32 - 34 tidak terjadi kelainan dan bayi lahir dalam kondisi normal. Bayi tetap menangis, normal, dan sehat.
Namun, pada umur 1 - 2 tahun mulai ditemukan gejala kelumpuhan. Penyebabnya, janin diperkirakan melakukan manuver-manuver menggenggam pada plasenta. Plasenta berfungsi sebagai perantara oksigen dan nutrisi pada janin. Akibat genggaman yang terlalu keras, otak kekurangan nutrisi dan oksigen.
Saat menggenggam, janin tersebut dapat pusing atau pingsan, kemudian melepaskan genggaman, selanjutnya pasokan oksigen dan nutrisi mengalir kembali. Hal ini dapat terjadi berulang-ulang. Terhambatnya pasokan oksigen dan nutrisi ke otak menyebabkan otak mengalami kerusakan. Manuver-manuver janin yang berbahaya bagi otak ini bersifat temporer dan tidak terlihat di USG, namun menimbulkan kecacatan.
Bila ditemukan kelainan, dokter memberikan tiga pilihan, yaitu terapi, digugurkan, dan dilahirkan segera dengan operasi caesar. Terapi dilakukan ketika janin terkena infeksi toksoplasma yang menyebabkan hidrocephalus (kepala membesar). Penyakit ini lewat perantara kucing.
Ada juga kelainan yang tidak dapat diterapi, terutama kelainan-kelainan kromosom atau genetik. Contohnya terlihat adanya down syndrome. Bila menemukan kelainan kromosom, dokter akan langsung memberikan dua opsi, yaitu digugurkan segera atau menunggu janin siap dilahirkan dengan risiko cacat.
Mendeteksi Kesehatan Bayi Sejak Dini dengan Ultrasonografi
Reviewed by Munadi
on
9:00:00 PM
Rating:
Tidak ada komentar: